Search

Ayah dan Anak Bersiap Amati Gerhana yang Tidak Sempat Mereka Saksikan Tahun 1979

Terakhir kali sebuah gerhana matahari total menyelimuti Oregon dengan kegelapan total, terjadi hampir 40 tahun yang lalu. Gene Brick saat itu bekerja di pusat pengolahan kayu dan tidak mendapat kesempatan untuk menyaksikan peristiwa itu.

Veteran Perang Dunia II dan astronomer amatir ini sedih sekali ketika ia mendengar teman-temannya bercerita tentang langit yang berubah menjadi gelap sekali di tengah hari.

“Semua yang ada di luar rumah bisa menyaksikannya dan mereka suka sekali bercerita tentang peristiwa itu – dan rasanya sedih sekali mendengarnya,” ujar Brick, yang saat ini berusia 92 tahun. “Tapi anda tahu pekerjaan tetaplah pekerjaan.”

Brick akan memperoleh kesempatan lagi untuk menyaksikan peristiwa bersejarah bulan ini, ketika gerhana matahari total mulai memasuki jalur yang dilintasi di seluruh AS dimulai dari Oregon.

Peristiwa nasional

Fenoma gerhana yang tidak sempat ia saksikan pada tahun 1979 terlihat dari Pasifik Barat Laut dan sebagian Kanada. Gerhana matahari total ini akan terlihat dari pantai barat hingga pantai timur negeri ini – sesuatu yang terakhir kali terjadi 99 tahun yang lalu.

Brick berencana untuk menyaksikan fenomena ini bersama dengan putranya dengan menggunakan dua telekop: teleskop baru yang canggih dan satu yang ia buat bersama putranya 53 tahun yang lalu di ruang bawah tanah rumahnya.

Kedua pria ini akan menatap matahari melalui dua teleskop selama terjadinya matahari total, ketika bayang-bayang bulan menutupi matahari secara total selama dua menit.

Mereka juga akan memanfaatkan filter khusus untuk memotret gerhana matahari melalui teleskop yang lebih modern.

Untuk Brick, yang lolos dari serangan kamikaze saat bertugas di USS Drexler selama Pertempuran Okinawa, peluang ini adalah pengalaman yang hanya diperoleh sekali dalam seumur hidup.

“Saya senang mengamati bulan,” ujarnya, setelah melakukan pengamatan melalui teleskop yang dibuat oleh kedua pria ini pada tahun 1964. “Sampai sekarang pun masih.”

Lokasi ideal untuk menyaksikan gerhana

Keluarga Brick akan berada di lokasi ideal untuk saat-saat yang akan dilewati ayah dan anak ini. Kota Madras, yang terletak di Oregon bagian tengah, berada di gurun dataran tinggi, dimana langit selama musim panas bersih dan tidak berawan. Diperkirakan sekitar 100.000 orang akan berbondong-bondong datang ke kota dan Jefferson County yang terletak tidak jauh dari kota itu untuk peristiwa yang akan berlangsung pada tanggal 21 Agustus, dimana dikhwatirkan akan terjadi kepadatan pengunjung dan lalu-lintas.

Putra Brick, Bartt Brick, mengabdi di Dewan Kota Madras dan dijadwalkan untuk bertugas selama terjadinya gerhana matahari. Namun penting untuknya agar bisa meluangkan waktu bersama ayahnya untuk dapat menyaksikan peristiwa itu. Gene Brick mendapatkan 4 SKS agar bisa mendapatkan ijazah SMA nya dengan bergabung dengan AL AS namun ia tidak pernah melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi – namun kini di usia 90-an tahun ia tengah belajar fisika partikel.

Kedua pria itu memutuskan untuk membuat teleskop ketika Bartt Brick masih berusia 14 tahun, setelah menemukan sebilah kaca di garasi mendiang kakeknya yang diasah dengan tangan menjadi sebuah lensa cekung untuk teleskop.

Jam kerja Gene Brick panjang, dan ia bekerja keras untuk memotong-motong kayu gelondongan di pusat pengolahan kayu kemudian berjaga hingga malam hari untuk menyibukkan diri dalam sebuah pekerjaan bersama anak remajanya.

“Kami beli sebuah buku tentang teleskop dan sebuah kamus baru, dan sekitar – yah – empat atau lima bulan, akhirnya teleskop kami selesai,” ujar Bartt Brick sambil mengenang saat itu tempo hari di musim panas.

“Saya tidur separuh malam,” ujar sang ayah sambil terkekeh-kekeh.

Berhasil mengamati nebula cincin

Kedua pria itu menggotong teleskop yang mereka buat ke halaman rumah pada malam mereka menyelesaikan hasil karyanya, mengarahkan teleskop itu ke angkasa dengan menopangnya menggunakan sebuah tangga dan menatap langit malam hingga mereka berhasil mengamati Nebula Cincin, sebuah bintang yang sedang menuju kepunahan dalam sebuah konstelasi yang berjarak sekitar 2.000 tahun cahaya dari bumi.

“Kami bahagia sekali, dan lari masuk rumah untuk menyampaikan kabar ini ke Ibu. Namun saat itu waktu sudah menunjukkan jam 2 pagi dini hari, dan tentunya ibu tidak terlalu bersemangat mendengar kabar ini seperti kami,” ujar Bartt Brick.

Bertahun-tahun kemudian, teleskop banyak dimanfaatkan oleh anggota keluarga lainnya dan sederet anak-anak tetangga yang mengantri di saat petang hari untuk mengamati bulan.

Namun saat terjadi peristiwa gerhana matahari tahun 1979, Gene Brick sedang bekerja, Brat Brick tidak lagi tinggal bersamanya di rumah, dan teleskop tersebut tidak digunakan.

Namun saat Bartt Brick pindah kembali ke kota Madras tiga tahun yang lalu, bintang-bintang seolah-olah berjajar untuk diamati kembali bersama-sama.

Tiga generasi akan berkumpul

Tanggal 21 Agustus, tiga generasi keluarga Bricks akan berkumpul. Mereka akan memanfaatkan sebuah teleskop baru berwarna hitam yang masih baru, yang dilengkapi dengan remote control dan kabel USB yang berguna untuk mengambil foto lewat sebuah komputer.

Namun bersama mereka, juga akan ada sebuah tabung teleskop logam sederhana yang mereka kerjakan besama-sama di masa lalu.

“Ayah berpesan kepada saya sejak saya berusia 2 tahun, dan pesannya adalah, “Selalu pelihara rasa keingintahuan,” ujar Bartt Brick. “Dan wow, lihat bagaimana saya selalu memiliki keingintahuan dengan teleskop ini.” [ww/fw]

Let's block ads! (Why?)

Read For More Ayah dan Anak Bersiap Amati Gerhana yang Tidak Sempat Mereka Saksikan Tahun 1979 : http://ift.tt/2vojply

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ayah dan Anak Bersiap Amati Gerhana yang Tidak Sempat Mereka Saksikan Tahun 1979"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.