Search

Peneliti Senior LIPI: ISIS Diyakini Tidak Akan Mampu Kuasai Asia Tenggara

Kekuatan kelompok militan teroris Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) telah menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Menyusul kekalahan ISIS di Irak dan Suriah di pertengah 2017 ini, militan ISIS dari berbagai negara termasuk Asia Tenggara, kembali ke negara masing-masing, termasuk yang asal Indonesia.

Seiring dengan itu, kelompok militan Maute yang berbasis di Filipina Selatan dan terafiliasi dengan ISIS, melakukan pertempuran terbuka dengan militer Filipina untuk menguasai wilayah Marawi di Filipina Selatan. Aparat keamanan Indonesia bersiaga di sepanjang perbatasan Indonesia-Filipina agar kelompok militan pro ISIS itu tidak masuk ke wilayah Indonesia.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) studi Hubungan Internasional Dewi Fortuna Anwar meyakini ISIS tidak akan pernah bisa menguasai Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Berikut petikan wawancara reporter VOA Andylala dengan Dewi Fortuna Anwar

Indonesia saat ini tengah mendapatkan ancaman dari pihak luar terkait dengan kelompok-kelompok radikal yang mulai merembes ke wilayah Asia Tenggara. Apakah Indonesia bisa mengatasi hal ini ?

Bukan hanya Indonesia yang mengalami ancaman dari kelompok ekstremis teroris terutama yang berafiliasi dengan ISIS. Setelah mereka mendapatkan serangan bertubi-tubi di Suriah, dan kemungkinan akan terusir dari sana, itu sudah banyak di prediksi bahwa foreign terrorist fighter ini akan mencari tempat-tempat lain. Dan kita tahu bahwa banyak juga yang datang dari Asia Tenggara termasuk dari Indonesia. Nah ini jelas ancaman.

Baik orang orang-orang Indonesia yang mau kembali ke Indonesia, maupun orang-orang asing yang ingin mencari tempat yang mereka anggap subur untuk mendukung kegiatan mereka. Kita tahu bahwa mereka melihat Asia Tenggara sebagai front yang lain. Jadi itu merupakan ancaman yang serius. Pertama bagi Pemerintah Indonesia tentu sudah harus bisa memastikan bahwa ideologi ini tidak akan bisa menarik anak-anak muda kita.

Jadi yang paling utama itu adalah prevention atau pendekatan non keamanan. Bukan pendekatan yang sifatnya represif. Kita harus bisa melihat ada negara yang anak-anak mudanya mudah terbujuk oleh ideologi radikal, dan ada yang tidak.

Nah kita harus memperhatikan kenapa ada yang gampang terprovokasi? Kerawanan-kerawanan apa yang ada? Apakah mereka merasa teralienasi? Merasa tidak tersalurkan aspirasinya? Apakah masalah sosial ekonomi? Ini harus dicari akar permasalahannya. Jadi terutama adalah pendekatan komprehensif sosial politik budaya.

Kita harus bisa memastikan semua warga Indonesia merasa terwakili, merasa tersalurkan aspirasinya, sehingga mereka merasa nyaman di rumah Indonesia yang besar ini. yang berdasarkan Pancasila, yang menganut demokrasi, Di mana Islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat, tapi bukanlah dasar i negara.

Apakah kelompok radikal ini akan memanfaatkan momen untuk menyebarkan agar orang-orang simpati dengan aksi yang mereka lakukan.

Kemungkinan itu selalu saja ada. Tapi saya selalu percaya bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat toleran. Kalau masyarakat Indonesia kehilangan toleransi dan kehormatan terhadap perbedaan itu Indonesia akan bubar. Karena Indonesia itu dari sananya sudah majemuk.

Memang kepentingan politik itu selalu menjadi pintu masuk ujaran kebencian. Tapi mudah-mudahan ini terlokalisir dan bukan menjadi fenomena nasional. Dan bukan menjadi fenomena yang berkelanjutan. Kita juga harus membedakan itu dan harus menyadari juga, jangan karena kepentingan politik sesaat kita memberi ruang kepada kelompok yang memang memiliki niat jahat betul. Bukan hanya sekedar mendapatkan posisi jadi gubernur atau bupati atau jadi Presiden, tapi ingin mengubah Indonesia dan ingin membawanya ke arah yang sama sekali berbeda dengan cita-cita founding fathers.

Bahwa kita bagaimana pun harus pastikan upaya-upaya komprehensif yang menyeluruh itu untuk preventif tapi upaya represif juga harus dilakukan. Melalui penegakan hukum. Melalui kekuatan kerjasama regional dan internasional.

Antara aparat penegak hukum seperti polisi, antara badan intelijen dan juga militer. Kalau ancamannya sudah bersenjata seperti yang terjadi di Marawi, Filipina, saya kira itu bukan hanya prevention ya tapi juga upaya-upaya serius untuk memastikan bahwa pintu masuk ke Indonesia betul-betul kita tutup rapat-rapat.

Dalam hal ini kita memang harus hati-hati. Jangan masyarakat Indonesia bermain-main dengan ideologi yang radikal ini. Karena jalannya ‘pelan’, tapi kalau sudah tersebar itu sangat sulit untuk dihilangkan. Jadi masyarakat Indonesia jangan berpikiran kita akan aman-aman saja. Karena kalau seandainya Indonesia membiarkan intoleransi ini terjadi maka taruhannya adalah Indonesia itu sendiri.

Beberapa kalangan mengatakan Jokowi menjadi anti demokrasi saat menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-Undang (Perppu) organisasi masyarakat.

Saya bisa memahami urgensi dari Presiden mengeluarkan Perppu tersebut. Selama ini negara seolah-olah tidak punya kuasa sama sekali. Membiarkan gerakan masyarakat itu yang menyebarkan kebencian. Lalu secara terbuka menentang Pancasila dan konsep negara bangsa. Itu selama ini dibiarkan mempromosikan dan mensosialisasikan pandangannya.

Prediksi ibu apakah ISIS akan bisa mengusai wilayah Asia Tenggara ?

ISIS tidak akan pernah menguasai Asia Tenggara, dan tidak akan pernah menguasai Indonesia. Karena Indonesia sendiri sudah memiliki sistemnya. Dan saya yakin Indonesia akan bisa berhasil memelihara ke-Indonesia-an. Begitu juga dengan Malaysia akan bisa memelihara ke-Malaysia-annya. Filipina juga akan memelihara ke-Filipina-an. Dan kerjasama ASEAN merupakan suatu usaha yang penting di dalam menciptakan stabilitas dan keamanan di kawasan. Tapi itu tadi kita tidak boleh take for granted. Kerjasama harus selalu kita perkuat. [aw/ab]

Let's block ads! (Why?)

Read For More Peneliti Senior LIPI: ISIS Diyakini Tidak Akan Mampu Kuasai Asia Tenggara : http://ift.tt/2wkKU0k

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Peneliti Senior LIPI: ISIS Diyakini Tidak Akan Mampu Kuasai Asia Tenggara"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.