Search

Sang Ibu Masih Mencucikan Pakaian Anda?

Mungkin anda pernah menemui orang tua yang selalu siap siaga melayani kebutuhan anak-anaknya. Bahkan, tidak membiarkan sang anak melakukan tugas-tugas rumah sederhana, seperti mencuci baju.

Mereka lah yang disebut dengan orang tua yang menerapkan pola asuh Helicopter Parents oleh Holly Schiffrin , profesor Jurusan Ilmu Psikologi di Universitas Mary Baldwin di Fredericksburg, Virginia.

Dia menjelaskan, “Helicopter Parenting adalah keterlibatan orang tua dalam mengurusi anaknya secara berlebihan.”

Schiffrin mengatakan dia melihat para mahasiswa berjuang menghadapi berbagai masalah, mulai dari mengatasi kecemasan sampai melakukan tugas-tugas sederhana yang membutuhkan kemandirian, misalnya mencuci pakaian dan memasak.

Makenzie Tobin, seorang mahasiswa baru di Universitas Pennsylvania, megatakan bahwa di dua minggu perkuliahan dia menelepon ibunya lima kali sehari. Dia juga ketakutan ketika pertama kali mengisi resep obat di apotek setempat karena biasanya sang ibu yang selalu mengisikan untuknya.

Ibu Makenzie, Andrea Tobin, mengatakan kepada VOA, dia juga takut ketika putrinya meninggalkan rumahnya.

“Keadaan sekarang berbeda dengan saat saya di sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Saya hanya khawatir pergaulan anak-anak jaman sekarang,” kata Andrea.

Andrea mengakui dia memang seorang helicopter parent.

Orang Tua Berkomunikasi Secara Online

Grup online yang menghubungkan para orang tua yang anaknya belajar di universitas, saling memperbincangkan tentang transportasi, pembelian buku, ujian, makan, tempat tinggal dan bagaimana menghadapi konflik rekan sekamar. Semua hal itu umumnya masalah-masalah yang dihadapai mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi.

Seorang ibu mengeluhkan tentang masalah pelayanan kesehatan. Sang ibu melaporkan anaknya dan masalah kesehatannya, dan mengeluhkan pelayanan universitas yang tidak cepat tanggap.

Ketika orang tua lainnya menyarankan anak tersebut untuk datang sendiri ke toko obat terdekat agar mendapatkan pelayanan kesehatan, ibu – helicopter parent – anak tersebut malah marah.

Schiffrin mengatakan helicopter parent tidak membantu sang anak mengembangkan kemampuan praktisnya, seperti mencuci pakaian atau mengatur perjalanan sendiri, dan di sisi lain merusak sang anak.

Kecemasan pada Anak
Berdasarkan sebuah studi pada 2016 dalam Journal of Child and Family Studies, pola asuh demikian dapat meningkatkan risiko depresi dan rasa cemas pada mahasiswa. Kajian itu juga menemukan bahwa pola asuh helicopter parenting memiliki dampak negatif pada kepuasan hidup dan kesehatan fisik melalui kemandirian.

Ada korelasi antara membatasi perkembbangan emosional anak dan tingginya tingkat kecemasan, kata Lenore Skenazy, presiden Let Grow dan pendiri Free Range Kids, organisasi yang mencoba mengurangi dampak pola asuh helicopter parent terhadap anak dan membantu orang tua memberikan kebebasan terhadap anak-anaknya.

“Jika orang tua anda berpikir anda membutuhkan pertolongan, berarti mereka tidak menganggap anda kompeten,” ungkap Schiffirin.

Banyak mahasiswa yang kurang dalam manajemen konflik, sehingga rentan bermasalah dengan teman sekamarnya dan para dosennya. Schiffrin mengatakan bahwa para orang tua mendatangi kantornya untuk mendiskusikan bagaimana perkembangan anak-anak mereka.

Amy Sevic, seorang guru Bahasa Inggris dan Ilmu Sosial, mengirim putranya, Andrew, ke Universitas Michigan untuk tahun pertamanya. Sang ibu mencoba memberikan lebih banyak kebebasan dan tanggung jawab terhadap putranya setelah menyaksikan sendiri bagaimana orang tua dengan pola asuh Helicopter Parent menghambat perkemabangan anak-anaknya.

“Mereka cenderung berlebihan terhadap anak mereka, sehingga anak-anak mereka tidak mampu menghadapi proses memecahkan masalah,” kata Sevic.

Dia dan suaminya membimbing Andrew dengan memberikan pertimbangan, tapi meminta Andrew untuk mengeksekusi sendiri keputusannya, misalnya memilih mata kuliah.

“Kami tidak akan memilihkannya,” katanya, “Semua metode asuh anak dengan helicopter parent tidak akan memecahkan masalah dia, tidak membuat dia lebih aman, dan tidak dapat mencegah dia untuk membuat kesalahan.”

Amy mengatakan Andrew telah beradaptasi dengan baik dengan kehidupannya yang jauh dari rumah. Dia memang telah dipaksakan untuk membantu diri sendiri sejak kecil.

“Kami menginginkan anak-anak bisa tumbuh menjadi seorang yang dewasa sukses dan mandiri.” [ma/fw]

Let's block ads! (Why?)

Read For More Sang Ibu Masih Mencucikan Pakaian Anda? : http://ift.tt/2yDGfnT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sang Ibu Masih Mencucikan Pakaian Anda?"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.