Pasukan Angkatan Laut China dan Asia Tenggara melakukan latihan dengan simulasi komputer pertama mereka agar mereka dapat bersama-sama menanggapi situasi darurat dan membangun sikap saling percaya, di tengah-tengah perselisihan yang telah lama bergejolak di Laut China Selatan.
Latihan dua hari yang berakhir Jumat (3/8) ini melibatkan lebih dari 40 anggota Angkatan Laut China dan ASEAN. Mereka bekerja dengan skenario pencarian dan penyelamatan setelah insiden tabrakan kapal.
Angkatan Laut Singapura menjadi tuan rumah simulasi di pusat pelatihan di markas Angkatan Laut di Changi, di mana para perwira mengkoordinasikan pengerahan pasukan dan pendaratan helikopter di kapal-kapal Angkatan Laut.
Mereka memantau perkembangan di tiga layar raksasa, termasuk satu di antaranya yang memperlihatkan lokasi tabrakan antara sebuah kapal tanker minyak, yang dianggap terbakar, dan sebuah kapal penumpang yang tenggelam dan membuat penumpangnya berpencaran di laut berombak besar.
Kolonel Lim Yu Chuan dari Angkatan Laut Singapura menyatakan simulasi ini adalah awal yang sukses bagi manuver sungguhan di laut yang direncanakan berlangsung bulan Oktober di China.
Penyelenggara tidak mengaitkan secara langsung latihan itu dengan sengketa teritorial, yang meningkat setelah China mengubah tujuh pulau karang yang disengketakan menjadi pulau-pulau buatan, tiga di antaranya diperlengkapi dengan landas pacu. Pulau-pulau itu kini menyerupai pangkalan dengan bangunan-bangunan dan senjata, termasuk rudal darat ke-udara, dan telah memicu protes, termasuk dari pihak-pihak lain yang juga mengklaim wilayah tersebut.
China dan ASEAN telah bertahun-tahun mengadakan pembicaraan dalam upaya meredakan ketegangan dan mencegah sengketa itu berubah menjadi konflik terbuka. [uh]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AL China, ASEAN Lakukan Latihan Darurat Pertama"
Posting Komentar