Dengan hanya tiga bulan lagi sebelum pemilihan paruh waktu di Amerika, para anggota Kongres, pejabat pemerintah, dan industri swasta berusaha melindungi pemilih Amerika dari peretas dan propaganda asing yang berusaha mempengaruhi opini politik mereka.
Para anggota Kongres dari Partai Demokrat maupun Partai Republik telah mengutuk campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS dua tahun lalu dan menyerukan agar dilakukan tindakan yang memadai untuk melindungi keamanan dunia maya Amerika.
Para anggota Kongres Amerika hari Selasa (31/7) memuji keputusan Facebook untuk menutup 32 akun palsu yang dicurigai berusaha mengganggu politik Amerika menjelang pemilihan yang akan datang.
Senator Demokrat Jeanne Shaheen dari New Hampshire mengatakan, “Kami tahu ini bukan sekadar tentang meretas ke dalam sistem pemilihan dan sistem registrasi negara, tetapi juga tentang menabur perpecahan di negara ini, di antara para politisi, di antara warga biasa.”
Raksasa media sosial itu tidak dapat melacak akun-akun tersebut langsung ke Rusia, tetapi mengatakan telah menemukan kesamaan dengan akun-akun palsu yang dikelola dari St. Petersburg untuk mempengaruhi pemilu Amerika tahun 2016.
Para pejabat pemerintah mengatakan campur tangan Rusia itu dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti disampaikan oleh Kirstjen Nielsen, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika.
“Campur tangan itu termasuk spionase dunia maya, pembocoran data yang dicuri, intrusi melalui internet ke sistem pendaftaran pemilih, propaganda lewat internet, dan banyak lagi. Saya jelaskan: komunitas intelijen kita benar. Semua itu dilakukan oleh orang Rusia,” jelasnya.
Pada konferensi keamanan dunia maya di New York hari Selasa (31/7), para pejabat tinggi Amerika menjanjikan langkah-langkah untuk melindungi sistem pemungutan suara di Amerika, seperti dijanjikan oleh Wakil Presiden Mike Pence. “Amerika Serikat tidak akan bertoleransi terhadap campur tangan asing dari negara mana pun dalam pemilihan kita. Tidak dari Rusia, Tiongkok, Iran, Korea Utara, atau negara mana pun.”
Wakil Presiden Amerika Mike Pence mengatakan bahwa Amerika tidak hanya memperkuat pertahanan dalam dunia maya, tetapi juga tanggapannya terhadap serangan tersebut.
Dia menambahkan, “Berlalulah sudah hari-hari ketika Amerika membiarkan lawan-lawan kita menyerang dunia maya tanpa dikenai sanksi hukum. Tujuan kita tetap, yakni keamanan Amerika di dunia digital akan sama dominannya seperti di dunia nyata.”
Para pakar teknologi mengatakan bahwa mengidentifikasi peretas tidak menghentikan upaya mereka.
Barbara Ortutay adalah reporter teknologi dari kantor berita Associated Press (AP). Ia mengatakan,“Peretasan terus meningkat dan menjadi lebih canggih sejak pemilu. Anda tahu, Facebook menyebutnya cybersecurity atau keamanan dunia maya sebagai perlombaan senjata. Jadi peretasan itu bukan sesuatu yang akan hilang, sama seperti kejahatan yang tidak akan hilang.”
Wakil Presiden Mike Pence mengatakan pemerintah membutuhkan dukungan dari sektor swasta dan dari setiap warga Amerika untuk ikut menjaga keamanan ranah dunia maya Amerika. [lt/uh]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS Lindungi Sistem Pemungutan Suara dari Serangan Siber Asing"
Posting Komentar