Badan Keselamatan Transportasi Indonesia hari Kamis membantah telah membocorkan rincian penyelidikannya mengenai pesawat Lion Air yang jatuh Oktober lalu.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono membantah laporan yang menguraikan percakapan sementara para pilot panik, beberapa waktu sebelum pesawat Boeing 737 Max 8 mereka jatuh ke Laut Jawa, tidak lama setelah lepas landas pada 29 Oktober lalu.
Keingintahuan mengenai investigasi kecelakaan yang menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya meningkat, setelah satu lagi Max 8 jatuh di Ethiopia sebelumnya bulan ini yang menewaskan 157 orang.
Soerjanto mengatakan kepada wartawan bahwa data dari rekaman suara di kokpit (CVR) tidak cocok dengan laporan yang merinci bagaimana pilot dan kopilot berjuang keras untuk mengendalikan pesawat itu sementara sistem otomatisnya mendorong hidung pesawat mengarah ke bawah.
“Isi laporan itu adalah opini seseorang atau beberapa orang yang kemudian dibuat seolah-seperti isi CVR,” ujarnya.
Hanya KNKT Indonesia yang memiliki rekaman dari penerbangan itu, lanjutnya. “Semuanya tersimpan di server kami, yang berdiri sendiri, tidak tersambung ke internet atau apapun, dan kami hanya dapat mengaksesnya apabila kami ingin mengevaluasinya,” kata Soerjanto.
Para investigator Indonesia menyatakan masih menganalisis percakapan dari penerbangan 29 Oktober yang direkam CVR, yang baru ditemukan di dasar laut pada Januari lalu.
Nucahyo Utomo, pejabat yang bertanggungjawab atas investigasi kecelakaan itu mengatakan, KNKT berbagi informasi dengan regulator penerbangan Amerika, tetapi diakui bahwa hukum di masing-masing negara berbeda dan bahwa Indonesia tidak menerbitkan informasi semacam itu.
“Jadi kami ingin menyatakan bahwa data CVR kami tidak bocor, karena konten yang dilaporkan tidak sama dengan apa yang ada di dalam CVR,” jelasnya. [uh]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "KNKT Bantah Rincian Penyelidikan Lion Air yang Bocor"
Posting Komentar