Vinci memanfaatkan pukulan Brexit terhadap aset-aset Inggris dengan membeli saham mayoritas di bandara tersibuk kedua di Inggris, London Gatwick, seharga 3,7 miliar dolar (sekitar Rp 53,9 Triliun), demikian bunyi pernyataan perusahaan konstruksi terkemuka Perancis hari Kamis (26/12).
Kesepakatan untuk membeli 50,01 persen saham itu memberi Vinci, yang sudah mengoperasikan 45 bandara di 12 negara, akses ke pasar penerbangan metropolitan terbesar dan merupakan bagian dari keinginan perusahaan ini untuk memperluas bisnisnya yang paling menjanjikan.
Presiden Bandara Vinci, Nicolas Notebaert mengisyaratkan, ketidakpastian kepergian Inggris dari Uni Eropa bulan Maret mendatang telah memangkas harga pembelian Gatwick, dan memperkirakan setiap pukulan terhadap pertumbuhan ekonomi Inggris setelah Brexit kemungkinan besar akan diimbangi oleh peningkatan pariwisata karena melemahnya nilai poundsterling.
"Hanya beberapa bulan yang lalu kita bahkan tidak pernah bermimpi bisa mendapatkan lisensi tak terbatas pada sistem bandara di London seharga kurang dari 20 kali pendapatan utama," kata Nicolas Notebaert lewat percakapan telepon, mengacu pada harga kesepakatan tersebut. Akuisisi ini diharapkan akan dilaksanakan Juni 2019.
Pembelian saham mayoritas bandara Gatwick terjadi hanya beberapa hari setelah penampakan drone menyebabkan kekacauan selama 36 jam bagi lebih dari 100.000 pelaku perjalanan di Gatwick. CEO Stewart Wingate, yang akan tetap menjabat mengatakan bandara akan terus berupaya menghindari terulangnya gangguan tersebut.
Gatwick yang terletak 48 km di selatan London melayani 228 tujuan di 74 negara dan merupakan basis utama untuk maskapai penerbangan termasuk EasyJet dan British Airways. (my)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perusahaan Perancis, Vinci Beli 50,01 Persen Saham Bandara London Gatwick"
Posting Komentar