Serangan Rusia baru-baru ini terhadap kapal-kapal Angkatan Laut Ukraina kemungkinan besar akan menjadi agenda utama pada pertemuan NATO pekan ini, sementara aliansi itu mengupayakan tanggapan kuat setelah tindak agresi terbaru Kremlin di wilayah Eropa.
Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo dijadwalkan untuk bergabung dengan menteri-menteri luar negeri lainnya dalam pertemuan hari Selasa (4/12) di Brussels, sementara tuntutan Amerika mengenai belanja militer yang lebih banyak dari sekutu-sekutunya di NATO juga mungkin akan dibahas.
Ukraina, yang berlatih untuk menghadapi invasi Rusia, menyatakan, kemungkinan terjadinya perang habis-habisan dengan negara tetangganya itu sangat tinggi setelah kapal-kapal angkatan lautnya diserang di Laut Azov. Karena itu angkatan bersenjatanya bersiap untuk menghadapi konflik.
Sewaktu menghadiri upacara yang menandai serah terima perangkat militer baru, presiden Ukraina Petro Poroshenko mendesak sekutu-sekutunya agar mengulurkan bantuan.
Poroshenko menyatakan,“Ini adalah ancaman yang sangat besar dan bersama-sama, dengan sekutu-sekutu kita, kita mencari tanggapan yang tepat untuk ini.”
Poroshenko menghendaki NATO untuk mengirimkan kapal-kapal perang ke Laut Azov. Aliansi tersebut sedang di bawah tekanan untuk memberikan tanggapan kuat pada pertemuan puncak menteri-menteri luar negeri NATO mendatang - tetapi sementara ini tampaknya tidak akan ada risiko konfrontasi di laut.
Jens Stoltenberg, Sekjen NATO, mengemukakan,“Kami menyerukan kepada Rusia agar memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina dan memberikan kebebasan navigasi kepada Ukraina di Laut Azov dan Selat Kerch.
Menyusul insiden di laut baru-baru ini, Presiden Amerika Donald Trump membatalkan pertemuan yang telah direncanakan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT G-20. Tetapi sewaktu mencuit di Twitter akhir pekan lalu, Trump menulis, “Uni Eropa, selama bertahun-tahun, telah memanfaatkan kita dalam bidang perdagangan, dan kemudian mereka tidak memenuhi komitmen militer mereka melalui NATO. Semua harus berubah dengan cepat!”
Selain belanja militer, menteri-menteri luar negeri NATO juga akan membahas Ukraina dan ambisi Georgia untuk bergabung dengan aliansi ini.
Salome Zurabishvili, presiden terpilih Georgia, mengemukakan, “Kami dapat dan kami telah melakukan itu - mengajukan keanggotaan dan itulah tujuan kami tanpa alternatif apapun. Akan tetapi dalam perjalanan itu kami bisa mendapatkan langkah-langkah yang jauh lebih konkret dan saya berniat untuk menjadi mitra yang bekerja lebih keras bagi Eropa serta mitra-mitra NATO kami.”
Barat menghadapi tindakan penyeimbangan dalam menghadapi Kremlin yang semakin tidak dapat diprediksi, kata analis Rusia Nicholas Redman dari lembaga kajian International Institute for Strategic Studies.
Redman mengatakan,“Ini antara lain berkenaan dengan penjajakan sebagian kapasitas yang dimiliki negara-negara Barat untuk dapat membela diri. Ini akan memerlukan pendekatan baru. Ini juga, menurut saya, berkenaan dengan keputusan di mana titik-titik potensi dialog seharusnya muncul.”
Para menteri luar negeri NATO juga dijadwalkan untuk membahas Operation Resolute Support in Afghanistan, di mana sekitar 16 ribu personel dari 39 negara NATO dan negara-negara mitra terlibat dalam melatih dan membantu pasukan Afghanistan. [uh/ab]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Pertemuan NATO, Ukraina Minta Dukungan Hadapi Serangan Rusia "
Posting Komentar