China akan meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan tekanan lain terhadap Taiwan agar memenuhi permintaan Presiden Xi Jinping pada Januari lalu supaya kedua pihak bersatu, demikian dikatakan seorang pembuat kebijakan China di Taipei kepada VOA hari Senin (25/2).
China mengklaim kedaulatan atas Taiwan, tetapi pulau itu bangga dengan pemerintahannya sendiri, dan 83 persen orang Taiwan senang seperti itu, menurut data Dewan Urusan Daratan.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang terpilih tahun 2016, menolak syarat Beijing untuk berdialog bahwa kedua pihak menganggap diri masing-masing sebagai bagian dari satu China. Beijing menanggapi dengan memutus dialog, mengerahkan pesawat-pesawat militernya melintasi wilayah udara Taiwan dan armada kapal induknya melintasi Selat Taiwan. Setahun lalu, Beijing meluncurkan 31 insentif untuk memikat orang Taiwan agar bekerja, belajar, dan berinvestasi.
Dalam pernyataan yang disiarkan langsung di internet pada 2 Januari lalu, Xi mengatakan, kedua pihak harus mengupayakan model unifikasi "satu negara, dua sistem" yang telah diterapkan pemerintahnya terhadap Hong Kong pada tahun 1997. China mengatakan tahun itu telah memberi otonomi lokal kepada bekas koloni Inggris tersebut. Xi juga mengatakan China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan, jika perlu, untuk membuat Taiwan bersatu.
Dalam pernyataan hari Senin, oposisi utama Partai Nasionalis mengatakan, pihaknya telah membuka "pusat layanan dialog kota lintas-selat" bagi walikota dan pimpinan daerah yang menginginkan hubungan dengan China karena "dialog antara pemerintah Taiwan dan China daratan kini mandek." (ka)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China akan Tingkatkan Tekanan Militer terhadap Taiwan"
Posting Komentar