Setelah perjalanan panjang ke Vietnam, Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiba di lokasi pertemuan puncak kedua mereka untuk mengatasi kemungkinan tantangan keamanan terbesar di dunia: Upaya program nuklir Kim yang mengancam sasaran-sasaran di seluruh dunia. Laporan kantor berita Associated Press mengenai hal ini lebih lanjut disampaikan Karlina Amkas.
Meskipun banyak ahli merasa skeptis bahwa Kim akan menyerahkan senjata nuklir yang mungkin ia anggap sebagai jaminan terbaiknya untuk terus berkuasa, ada luapan kegembiraan yang ditunjukkan banyak orang di Hanoi sementara persiapan akhir dilakukan untuk pertemuan itu. Juga ada kemacetan besar di jalan-jalan yang sudah padat.
Kedua pemimpin itu akan bertemu dua hari, pertama saat makan malam hari Rabu diikuti oleh pertemuan pada hari Kamis.
Trump tiba Selasa malam dengan pesawat kepresidenan Amerika, Air Force One, yang sempat berhenti untuk mengisi bahan bakar di Inggris dan Qatar. Trump berjabat tangan dengan orang-orang terkemuka di atas karpet merah yang diapit anggota angkatan bersenjata Vietnam yang mengenakan seragam putih bersih. Rute ke hotelnya dihiasi bendera Amerika, Korea Utara, dan Vietnam, dan orang dewasa dan anak-anak mengintip keluar jendela lantai atas sambil memegang ponsel untuk memotret kedatangan Trump.
“Massa yang luar biasa, dan begitu banyak cinta!'' tulis Presiden Amerika di Twitter.
Perjalanan Kim ke pertemuan puncak itu, meskipun jaraknya lebih pendek, jauh lebih lama. Untuk sampai ke Hanoi, ia naik kereta hampir 70 jam melalui Tiongkok selatan dan kemudian melanjutkan perjalanan dari kota perbatasan Vietnam dengan limusinnya. Beberapa jam sebelum melintasi perbatasan di Dong Dang, rekaman video dari jaringan televisi Jepang TBS menunjukkan Kim sedang beristirahat untuk merokok sebelum fajar di stasiun kereta api di Tiongkok, seorang perempuan yang tampaknya saudara perempuannya, Kim Yo Jong, memegang asbak kristal, siap setiap kali dibutuhkan.
Di Hanoi, tentara, polisi dan wartawan internasional memadati jalan-jalan di luar hotelnya dan ratusan warga yang antusias berdiri di belakang barikade berharap melihat pemimpin Korea Utara itu. Sementara bendera-bendera dari ketiga negara berkibar dalam gerimis yang dingin, puluhan lampu kamera menyala dan sebagian warga menjerit dan menggunakan ponsel mereka untuk memotret kedatangan Kim yang layaknya bintang musik rock.
"Saya menyukainya," cetus penduduk setempat, Van Dang Luu, yang bekerja di bank terdekat, tentang Kim. “Ia masih sangat muda dan sangat menarik. Dan ia sangat berkuasa,'' ujarnya. "Trump tidak muda, tetapi menurut saya ia sangat berkuasa."
Hari Selasa Kim memberanikan diri keluar dari hotelnya yang dijaga ketat dan tertutup untuk berkeliling ibukota Vietnam dengan limusin lapis baja. Diiringi pasukan pengawal, ia datang ke bagian-bagian Hanoi, termasuk kedutaan negaranya di mana sorakan nyaring terdengar saat ia memasuki kompleks itu.
Kedua pemimpin pertama kali bertemu Juni lalu di Singapura, pertemuan puncak yang tercatat lama dalam sejarah tetapi tidak menghasilkan perjanjian yang bisa memaksa Korea Utara menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Selama puluhan tahun Korea Utara, dengan pengorbanan besar ekonomi, membangun program nuklirnya, dan ada skeptisisme luas di kalangan para pakar bahwa negara itu akan menyerahkan program itu begitu saja. (ka)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasca Sambutan Meriah, Trump & Kim Hadapi Isu Besar di Hanoi"
Posting Komentar