Presiden Trump, dalam serangkaian pernyataan di Twitter tentang tembok perbatasan, menilai anggota-anggota faksi Republik di Kongres yang duduk dalam Komite Keamanan Dalam Negeri yang mempertimbangkan anggaran bagi keamanan di perbatasan “membuang-buang waktu saja” karena “terlepas dari semua bukti, kedatangan kafilah migran” faksi Demokrat yang beroposisi “tidak akan memberikan anggaran untuk membangun TEMBOK YANG SANGAT dibutuhkan.”
Tetapi Trump segera menambahkan, faksi Republik tidak perlu khawatir, “saya akan melindungi kalian. Tembok sudah dibangun, saya tidak mengharapkan bantuan lain!”
Tanpa memberi rincian apapun, Trump mengatakan “lebih banyak pasukan dikirim ke Perbatasan Selatan untuk menghentikan upaya Invasi orang Ilegal, lewat karavan (kafilah) dalam jumlah besar, menuju ke Negara kita. Kita telah menghentikan upaya Karavan sebelumnya, dan kami juga akan menhentikan kelompok ini. Dengan Tembok hal itu jauuuuuh lebih mudah dan murah.”
Sebuah panel bipartisan di Kongres hari Rabu (30/1) melangsungkan pembicaraan tentang keamanan di perbatasan dan tuntutan Trump untuk memperoleh 5,7 miliar dolar anggara untuk membangun tembok di perbatasan selatan; hal yang telah memicu penghentian sebagian operasi pemerintah federal selama 35 hari, atau yang terlama dalam sejarah Amerika.
Trump dan Kongres hari Jumat lalu (25/1) mencapai kesepakatan untuk memulai kembali seluruh operasi pemerintah federal hingga tanggal 15 Februari. Ini berarti anggota-anggota Kongres memiliki waktu dua minggu untuk berupaya mencapai perjanjian tentang anggaran bagi peningkatan keamanan di perbatasan selama dua minggu.
Faksi Demokrat di Kongres menyatakan bersedia memenuhi tuntutan Trump untuk memperoleh anggaran bernilai 5,7 miliar dolar untuk peningkatan keamanan di perbatasan, seperti memperketat pengawasan di pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk imigran dan meningkatkan teknologi untuk memantau perbatasan. Tetapi faksi Demokrat tidak memberikan sepeser uang pun untuk pembanguan tembok di perbatasan selatan.
Trump, sebagaimana yang kerap dilakukannya, secara keliru mengklaim bahwa “sebagian besar TEMBOK sudah dibangun dengan konstruksi yang lebih baik atau siap dioperasikan.” Amerika telah memperbaiki penghalang yang selama ini ada di perbatasan, yang disebut Trump sebagai “bagian rencana yang sangat besar untuk akhirnya, setelah puluhan tahun, Mengamankan Perbatasan Kita secara lebih baik. Tembok sedang dibangun dengan satu atau lain cara!”
Trump telah mengancam untuk kembali menghentikan sebagian operasi pemerintah atau dikenal sebagai “government shutdown” jika Kongres tidak meloloskan anggaran pembangunan tembok yang diinginkannya, atau akan mengumumkan keadaan darurat nasional dan membangun tembok tanpa otorisasi Kongres, yaitu dengan menggunakan anggaran pemerintah yang belum dimanfaatkan.
Dalam berbagai kesempatan, Trump telah menyebut penghalang di perbatasan itu sebagai dinding beton yang tidak dapat ditembus, dan di waktu lain sebagai “bilah baja,” atau penghalang tembus pandang, atau bahkan “buah persik,” jika orang lebih suka dengan sebutan itu.
Tetapi hari Kamis, Trump mengatakan “dari sekarang sebut saja TEMBOK dan berhenti bermain politik. TEMBOK adalah TEMBOK!”
Ia mengklaim melonjaknya tingkat pembunuhan di Meksiko sebagai alasan yang cukup untuk membangun tembok. “Sangat menyedihkan, dibanding tahun 2017 kasus pembunuhan di Meksiko pada tahun 2018 naik 33% menjadi 33.341. Ini adalah kontributor besar bagi Krisis Kemanusiaan yang terjadi di Perbatasan Selatan dan kemudian meluas ke seluruh Negara kita. Bahkan lebih buruk dibanding Afghanistan. Sebagian besar disebabkan oleh NARKOBA.”
Trump menambahkan bahwa dengan rekor tingkat pembunuhan di Meksiko, “mengapa tidak ada orang waras yang mau membangun Tembok!” [em]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Tetap akan Bangun Tembok di Perbatasan, Meski Kongres Tak Kucurkan Dana"
Posting Komentar