Cacing anisakis merupakan cacing parasit yang kerap ada dalam ikan laut. Cacing anisakis umumnya menyerang ikan salmon, hering, cod, makarel, cumi dan kakap merah. Cacing ini dapat menimbulkan infeksi pada tubuh manusia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru-baru ini menemukan 27 merek produk ikan makarel kemasan kaleng yang positif mengandung cacing anisakis. Hal itu ditemukan setelah badan itu melakukan penelitian terhadap 66 merek produk makarel yang diperjualbelikan di Indonesia.
Dua puluh tujuh merek produk makarel kaleng tersebut adalah ABC, ABT, Ayam Brand, Botan, CP, Dongwon, DR Fish, Farmerjack, Fiesta Seafood, Gaga, Hoki, Hosen, Jojo Kingfisher, LSC, Maya, Nago, Naraya, Poh Sung, Pronas, Ranesa, Sempio, TLC, dan TSC. Saat ini BPOM telah memerintahkan seluruh produsen merek itu untuk menarik produk yang telanjur beredar di pasaran.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ikan makarel tidak ada dalam perairan di Indonesia sehingga ikan dan bahan baku jelas merupakan hasil impor.
"Asal usul bahan baku yang jadi umumnya yang mengandung parasit cacing umumnya adalah ikan makarel dari impor dan kalau produksi dalam negeri adalah dari bahan baku yang diimpor. Karena memang ikan makarel tidak ada dalam perairan Indonesia dan secara natural itu memang mengandung parasit cacing," ujarnya.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus menemukan penyebab berbagai produk tersebut terkontaminasi cacing. Juga mengawasi dengan sungguh-sungguh proses penarikan, termasuk pasca penarikan, supaya jangan sampai penarikan yang dilakukan hanya bersifat simbolis semata.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan bahwa cacing yang terdapat pada ikan makarel kaleng yang ditemukan BPOM tidak berbahaya selama makanan itu diolah dengan baik. Menurut Nila, cacing justru mengandung protein. Menurutnya cacing hanya berkembang biak di tempat yang cocok dengan siklus hidupnya. Dia mencontohkan jika lingkungannya cocok di perut kita, maka cacing itu akan berkembang biak. Jika tidak sesuai maka akan mati dengaan sendirinya.
Hingga saat ini Kementerian Kesehatan lanjutnya belum mendapatkan laporan gangguan kesehatan dari masyarakat terkait hal ini.
"Setahu saya itu (ikan makarel) kan enggak dimakan mentah, kita kan goreng lagi atau dimasak lagi. Cacingnya matilah. Cacing itu sebenarnya isinya protein, berbagai contoh saja tapi saya kira kalau sudah dimasak kan saya kira juga steril. enggak kenapa-kenapa," ujarnya.
Ketua Harian Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya mengatakan pengelolaan ikan makarel dalam kemasan kaleng dari hulu dan hilir memiliki kualitas mutu yang sangat ketat dan melalui proses penyaringan mutu. Proses penangkapan dan pengguntingan ikan makarel juga melalui proses pendinginan dan pemanasan. Setelah ditangkap ikan-ikan itu langsung dibekukan di dalam kapal dengan suhu 40-60 derajat. Setelah melewati proses pembersihan kepala, ekor, dan isi perut; ikan-ikan ini kemudian direndam, dimasak dan divakum steril.
Ady Surya mengatakan akibat kejadian ini, penjualan ikan keleng mengalami penurunan drastis dan industri pengalengan ikan itu merugi hingga miliaran rupiah.
"Supermarket sudah turunkan produk-produk kami, bukan cuma urusan terkait yang diduga bercacing ini tetapi hampir seluruh ikan kaleng mengalami penjualan yang sangat turun sangat signifikan," kata Ady.
Warga Jakarta yang ditemui VOA mengaku resah dengan adanya produk ikan makarel yang mengandung cacing.
Rahmat mengatakan, "Kok bisa ya merek-merek ternama tapi bisa ada cacingnya, saya juga bingung." Sementara Ina berkomentar, "Iya mengkhawatirkan karena kan itu dikonsumsi banyak orang, kalau kayak gitu kan ga sehat, ada cacingnya." [fw/em]
Read For More BPOM: 27 Produk Ikan Makarel Kemasan Kaleng Mengandung Cacing : https://ift.tt/2H2f2jSBagikan Berita Ini
0 Response to "BPOM: 27 Produk Ikan Makarel Kemasan Kaleng Mengandung Cacing"
Posting Komentar