Bulan Juni lalu, serangan keji di sebuah perkemahan Gipsi di daerah hutan di luar kota Lviv, Ukraina barat menyebabkan seorang laki-laki usia 23 tahun tewas dan melukai empat lainnya. Para penyerang bersenjata rantai dan pipa panjang, menghancurkan perkemahan itu dan mengakibatkan penghuninya melarikan diri.
Serangan itu merupakan satu dari 11 serangan tahun ini di perkemahan Gipsi, peningkatan tajam kekerasan primitif terhadap kelompok etnis itu yang secara rutin menghadapi diskriminasi dan penghinaan.
Kelompok radikal nasionalis mengklaim bertanggung jawab atas semua serangan dalam postingan media sosial yang jelas-jelas merasa bebas dari hukuman. Mereka menegaskan bekerja sama dengan polisi.
Kelaparan, kemiskinan, dan pengangguran mendorong ratusan warga Gipsi di Ukraina yang jumlahnya sekitar 100 ribu, bekerja di bagian Ukraina yang lebih makmur.
Popularitas dan kekuatan kelompok nasionalis sayap kanan seperti C14 meningkat dalam beberapa tahun terakhir di tengah konfrontasi Ukraina dengan Rusia serta politik dalam negeri yang sarat korupsi.
Kelompok sayap kanan itu membenarkan tindakan mereka terpaksa menyingkirkan permukiman ilegal, karena pihak berwenang tidak melakukannya. Tetapi polisi menyangkal memiliki kaitan apa pun dengan kaum radikal sayap kanan.
Pemerintah Barat dan kelompok hak asasi manusia internasional telah meminta pihak berwenang Ukraina untuk mengadili para pelaku dan berhenti menutup mata terhadap kekerasan.
"Ada empat kelompok radikal yang mungkin menganggap menyerang warga Gipsi tidak akan dihukum. Mereka mungkin menganggap tindakan itu didukung oleh masyarakat, yang pada kenyataannya tidak," kata Mariya Guryeva dari Amnesty International di Ukraina.
Sebaliknya pihak berwenang menuduh Rusia mengobarkan konfrontasi internasional di Ukraina. [my]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serangan terhadap Etnis Gipsi Meningkat Tajam di Ukraina"
Posting Komentar